Jalan dakwah tak selalu mulus, seperti itu pula yang terjadi pada ustadz kondang asal Riau ini Ustadz H. Abdul Somad. Kehadirannya di Pulau Dewata Bali pada Jum'at-Minggu (8-10/12/2017) mendapat intimidasi dari sekelompok Ormas yang mengaku sebagai ormas Komponen Rakyat Bali (KRB). Aksi protes yang mereka lakukan begitu brutal karena mereka membawa sajam masuk ke dalam hotel tempat Ustadz Abdul Somad menginap yakni di Hotel Aston Jalan Gatot Subroto Barat, Denpasar, Bali.
Massa yang tak terima dengan kehadiran Ustadz Abdul Somad ini nekat masuk setelah proses mediasi dengan pihak hotel di lobi buntu dan pihak hotel pun segera menelpon pihak keamanan Polresta Denpasar untuk dilakukan mediasi ulang. Alhasil mediasipun berhasil.
Dijelaskan oleh Kombes Hadi Purnomo saat dikonformasi bahwa : "itu hanya miss komunikasi saja. Tadi sudah kita cairkan dan sudah selesai semua". Kombes Hadi Purnomo menilai apa yang terjadi adalah dampak dari contoh informasi palsu alias hoax dan tidak benar di media sosial. dan menurut Hadi, Ustadz Abdul Somad memastikan ceramahnya adalah tentang keindahan dari hidup berdampingan dengan perbedaan.
Keberhasilan dari mediasi ini membuat semua permasalahan clear dan para demonstran pada akhirnya menerima kehadiran Ustadz Abdul Somad dan sekitar pukul 19.00 Wita Ustadz Abdul Somad beranjak menuju ke Masjid An-Nur melanjutkan dakwahnya tepatnya berada di jalan Dipenogoro Denpasar.
Perjalanan dakwah ustadz Abdul Somad pasca penolakan akhirnya membuahkan hasil setelah mendapatkan penjelasan tentang isi dakwah beliau pada akhirnya perjalanan dakwah alumnus Al-Azhar mesir ini justru mendapat pengawalan dari para ormas yang sempat menolak kehadirannya dan dengan tangan terbuka masyarakat Bali menerima kehadiran Ustadz Abdul Somad.
Isu SARA yang digemboskan oleh orang-orang yang tak senang dengan kehadiran Ustadz kondang ini tak berhasil dan perajalanan dakwah yang dihadiri oleh ribuan ummat ini berjalan lancar dan aman dan mendapatkan jaminan keamanan sampai dakwah beliau berakhir pada hari minggu nanti (10/12/17).
Dihimpun dari beberapa situs ada beberapa fakta yang menarik terkait dengan perjalanan dakwah Ustadz Abdul Somad ini:
- Ditolak untuk menyampaikan ceramah di wilayah Provinsi Bali terkait dengan Maulid Nabi Muhammad SAW dalam rangkaian safari dakwah, Jumat-Minggu (8-10/12/2017),
- Penolakan disampaikan melalui unjuk rasa,
- Unjuk rasa digelar di depan Hotel Aston,
- Mereka yang berunjuk rasa mengatasnamakan diri dari kelompok organisasi kemasyarakatan dan anggota DPD RI, Arya Wedakarna,
- Sedianya, Ustadz Somad ceramah di Masjid An-Nur di Jalan Diponegoro, Denpasar,
- Ustadz Somad ditolak ceramah karena sebelumnya dianggap telah menyinggung agama lain.
- Kelompok yang berunjuk rasa pun telah melaporkan Ustadz Somad kepada Polda Bali,
- Di sela unjuk ras penolakan, beberapa orang menemui Ustadz Somad untuk dilakukan negosiasi.
- Hingga Jumat sore, Ustadz Somad tetap akan ceramah di beberapa masjid, antara lain Masjid Sudirman dan Masjid An-Nur,
- Ustadz Somad juga diminta mencium bendera Merah Putih dan memilih untuk meninggalkan Bali, namun dia menolak.
Segala upaya yang dilakukan untuk
menciptakan konflik baru di Bali dengan cara membenturkan umat muslim dengan ummat hindu
melalui penolakan segentir oknum anti toleransi di Bali tak membuahkan hasil. Justeru ketika dakwah atau pengajian Ustad Abdul Somad di Masjid An-Nur yang
terletak di jalan di Ponegoro Denpasar Sanglah Bali justru berlangsung aman
bahkan mendapatkan bantuan pengawalan dan penjagaan dari saudara sebangsa kita ummat Hindu di Bali yg
memang sangat menjaga kebinekaan dan toleransi. Masjid An-Nur
pun menjdi lautan manusia. Ummat Islam semakin kokoh dan ummat hindu
juga tetap menjaga kedamaian dan toleransi itu.
Bagi para provokator seharusnya ditangkap dan mereka harus menyadari diri bahwa persaudaraan dan toleransi
umat beragama harus tetap terjaga menuju Indonesia sejahtera dan damai seperti amanat dalam UU45. (Akmaludin, 9/12/17)