Saturday, December 9, 2017

USTADZ ABDUL SOMAD DITOLAK DI BALI NAMUN DAKWAH TETAP JALAN


Jalan dakwah tak selalu mulus, seperti itu pula yang terjadi pada ustadz kondang asal Riau ini Ustadz H. Abdul Somad. Kehadirannya di Pulau Dewata Bali pada Jum'at-Minggu (8-10/12/2017) mendapat intimidasi dari sekelompok Ormas yang mengaku sebagai ormas Komponen Rakyat Bali (KRB). Aksi protes yang mereka lakukan begitu brutal karena mereka membawa sajam masuk ke dalam hotel tempat Ustadz Abdul Somad menginap yakni di Hotel Aston Jalan Gatot Subroto Barat, Denpasar, Bali.

Massa yang tak terima dengan kehadiran Ustadz Abdul Somad ini nekat masuk setelah proses mediasi dengan pihak hotel di lobi buntu dan pihak hotel pun segera menelpon pihak keamanan Polresta Denpasar untuk dilakukan mediasi ulang. Alhasil mediasipun berhasil. 
Dijelaskan oleh Kombes Hadi Purnomo saat dikonformasi bahwa : "itu hanya miss komunikasi saja. Tadi sudah kita cairkan dan sudah selesai semua". Kombes Hadi Purnomo menilai apa yang terjadi adalah dampak dari contoh informasi palsu alias hoax dan tidak benar di media sosial. dan menurut Hadi, Ustadz Abdul Somad memastikan ceramahnya adalah tentang keindahan dari hidup berdampingan dengan perbedaan. 

Keberhasilan dari mediasi ini membuat semua permasalahan clear dan para demonstran pada akhirnya menerima kehadiran Ustadz Abdul Somad dan sekitar pukul 19.00 Wita Ustadz Abdul Somad beranjak menuju ke Masjid An-Nur melanjutkan dakwahnya tepatnya berada di jalan Dipenogoro Denpasar. 

Perjalanan dakwah ustadz Abdul Somad pasca penolakan akhirnya membuahkan hasil setelah  mendapatkan penjelasan tentang isi dakwah beliau pada akhirnya perjalanan dakwah alumnus Al-Azhar mesir ini justru mendapat pengawalan dari para ormas yang sempat menolak kehadirannya dan dengan tangan terbuka masyarakat Bali menerima kehadiran Ustadz Abdul Somad. 

Isu SARA yang digemboskan oleh orang-orang yang tak senang dengan kehadiran Ustadz kondang ini tak berhasil dan perajalanan dakwah yang dihadiri oleh ribuan ummat ini berjalan lancar dan aman dan mendapatkan jaminan keamanan sampai dakwah beliau berakhir pada hari minggu nanti (10/12/17).

Dihimpun dari beberapa situs ada beberapa fakta yang menarik terkait dengan perjalanan dakwah Ustadz Abdul Somad ini: 
  1. Ditolak untuk menyampaikan ceramah di wilayah Provinsi Bali terkait dengan Maulid Nabi Muhammad SAW dalam rangkaian safari dakwah, Jumat-Minggu (8-10/12/2017),
  2. Penolakan disampaikan melalui unjuk rasa,
  3. Unjuk rasa digelar di depan Hotel Aston,
  4. Mereka yang berunjuk rasa mengatasnamakan diri dari kelompok organisasi kemasyarakatan dan anggota DPD RI, Arya Wedakarna,
  5. Sedianya, Ustadz Somad ceramah di Masjid An-Nur di Jalan Diponegoro, Denpasar,
  6. Ustadz Somad ditolak ceramah karena sebelumnya dianggap telah menyinggung agama lain.
  7. Kelompok yang berunjuk rasa pun telah melaporkan Ustadz Somad kepada Polda Bali,
  8. Di sela unjuk ras penolakan, beberapa orang menemui Ustadz Somad untuk dilakukan negosiasi.
  9. Hingga Jumat sore, Ustadz Somad tetap akan ceramah di beberapa masjid, antara lain Masjid Sudirman dan Masjid An-Nur,
  10.  Ustadz Somad juga diminta mencium bendera Merah Putih dan memilih untuk meninggalkan Bali, namun dia menolak.

Kesimpulan yang dapat diambil dari peristiwa ini :
Segala upaya yang dilakukan untuk menciptakan konflik baru di Bali dengan cara membenturkan umat muslim dengan ummat hindu melalui penolakan segentir oknum anti toleransi di Bali tak membuahkan hasil. Justeru ketika dakwah atau pengajian Ustad Abdul Somad di Masjid An-Nur yang terletak di jalan di Ponegoro Denpasar Sanglah Bali justru berlangsung aman bahkan mendapatkan bantuan pengawalan dan penjagaan dari saudara sebangsa kita ummat Hindu di Bali yg memang sangat menjaga kebinekaan dan  toleransi. Masjid An-Nur pun menjdi lautan manusia. Ummat Islam semakin kokoh dan ummat hindu juga tetap menjaga kedamaian dan toleransi itu.

Bagi para provokator seharusnya ditangkap dan mereka harus menyadari diri bahwa persaudaraan dan toleransi umat beragama harus tetap terjaga menuju Indonesia sejahtera dan damai seperti amanat dalam UU45. (Akmaludin, 9/12/17)


Friday, December 8, 2017

ORMAS NW KECAM DONALD TRUMP


DONALD TRUMP PRESIDEN AS AKUI YERUSALEM IBU KOTA ISRAEL

Donald Trump Presiden Amerika Serikat adalah negara pertama di dunia yang mengakui Yerusalam (Yerusalem), sebagai ibu kota Israel dan menyatakan bahwa kota Yerusalem ini adalah sepenuhnya menjadi miliki Yahudi (negeri zionis) atau Israel. Pernyataan Donald Trump ini menjadi polemik dan dan banyak pihak yang mengecam atas pernyataan Presiden kontroversial tersebut.
Donal Trump menyatakan: "Hari ini, akhirnya kita mengakui hal yang jelas: bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel," kata dia saat berpidato di Diplomatic Reception Room, Gedung Putih, seperti yang dikutip dari New York Times. Pidato pengakuan (declaration) dari negera Pamansam tersebut akan melakukan tindak lanjut dengan pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem. Hal ini menurut mereka sesuai dengan keputusan Kongres AS pada 1995, namun dengan berbagai pertimbangan, para pendahulu Trump memilih tak melakukannya.

Kondisi saat ini memang Israel dalam penguasaan Yerusalem Barat, dan sampai saat ini negeri zionis tersebut terus memperluas wilayah kekuasaannya dan tidak memperdulikan negara Palestina yang baru-baru ini juga diakui sebagai negara merdeka oleh PBB dan bangsa Palestina bersikukuh bahwa  Yerusalem adalah milik mereka dan Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan. 

Pernyataan Donald Trump tentunya melukai perasaan ummat Islam terutama ummat muslim di Indonesia. Ormas muslim yang berada di Indonesia mengecam pernyataan yang dilontarkan oleh Presiden Amerika Serikat tersebut. 

ORMAS NAHDLATUL WATHAN KELUARKAN SURAT PERNYATAAN SIKAP

Salah satu Ormas Islam yang mengecam pernyataan Presiden AS tersebut adalah Ormas Nahdlatul Wathan atau yang dikenal dengan NW turut memberikan pernyataan yang menyayangkan sikap negara AS tersebut. Pengurus Besar (PB) Nahdlatul Wathan mengeluarkan Surat Pernyataan Sikap yang ditandatangani oleh TGB. Dr. KH. Muhammad Zainul Majdi, MA sebagai Ketua PB NW dan TGH. Hasanain Djuaini, Lc., M.H. Sekretaris PB NW yang dikeluarkan pada hari Senin, Tanggal 17 Rabi'ul Awal 1439 H. bertepatan dengan tanggal 7 Desember 2017 M dengan isi pernyataan sebagai berikut: 

PERNYATAAN SIKAP
PENGURUS BESAR NAHDLATUL WATHAN

بسم الله الرحمن الرحيم
بسم الله وبحمده
          Nahdlatul Wathan, organisasi masyarakat yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 
Berkaitan dengan Pernyataan Resmi Presiden Amerika Serikat Donald Trump  yang dengan terang dan jelas dan oleh karenanya akan menjadi sikap resmi pemerintah Amerika Serikat yakni "mengakui serta memberikan dukungan penuh pada Zionis Israel untuk memindahkan Ibu Kotanya dari Tel Aviv ke Yerussalem", dengain ini Pengurus Besar Nahdlatul Wathan menyatakan sikap bahwa: 

  1. Tindakan Donald Trump. Pemerintah Amerika Serikat itu adalah primitif, barbar dan bertentangan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 478, tanggal 20 Agustus 1980, yamg mana menyatakan bahwa mengesahkan Yesussalem sebagai Ibu Kota Israel adalah "suatu pelanggaran hukum Internasional", dengan demikian "batal dan tidak berlaku serta harus segera dicabut".
  2. Tindakan tersebut adalah bentuk unjuk nyata permusuhan gterhadap keamanan dan khususnya kepada Ummat Islam seluruh dunia. 
  3. Rencana Amerika Serikat untuk memindahkan Kedutaan Besarnya dari tel Aviv ke Yerussalem akan serta merta memicu kerusuhan internal, regional dan internasional yang selama ini diharapkan oleh manusia seluruh dunia untuk segera dihentikan.