Monday, February 17, 2014

MANAJEMEN MASJID


Masjid di samping sebagai tempat beribadah ummat Islam dalam arti khusus juga merupakan tempat beribadah secara luas selama dilakukan dalam batas-batas syari’ah. Masjid yang besar, indah dan bersih adalah dambaan kita semua. Namun itu semua belum cukup apabila tidak ditunjang dengan kegiatan-kegiatan yang memakmurkan masjid. Sholat berjama’ah merupakan barometer adanya kemakmuran masjid dan juga merupaka indikator kereligiusan ummat Islam di sekitarnya. Selain itu juga kegiatan-kegiatan sosial, dakwah, pendidikan dan lain sebagainya juga akan menambah kesemarakan dalam kemakmuran masjid
Pada masa Rasulullah SAW masjid di samping berfungsi sebagai tempat sholat berjama’ah juga memiliki fungsi sosial, bagi ummat Islam, mengaktualkan kembali fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kebudayaan adalah merupaka sikap kembali kepada “Sunnah Rasul” yang semakin terasa diperlukan pada era globalisasi dan kemajuan tekhnologi yang mungkin belum pernah kita bayangkan sebelumnya.[1]
Dengan mengaktualkan fungsi dan peran masjid akan menjadi pusat kehidupan ummat. Artinya  ummat Islam akan menjadikan masjid sebagai pusat aktivis jama’ah-imamiah serta sosialisasi kebudayaan dan nilai-nilai Islam. Bila aktualisasi ini terealisasi dengan baik, maka Insyaallah kita akan dapat menyaksikan para imam masjid yang juga pemimpin ummat, baik itu bagi kepala negara, kepada wilayah, kepala daerah maupun pimpinan lokal atau lembaga informal. Mengaktualkan kembali fungsi dan peran masjid dengan menggunakan manajement yang baik adalah salah satu jawaban. Apabila kita benar-benar ingin kembali pada Islam, sebab di masjid inilah kita mengabdi kepada Allah, berjamaah dalam shaf-shaf yang teratur, sikap dan perilaku egaliter dapat kita rasakan, kebersamaan dan ukhwuah nampak, saling mengasihi sesama muslim terbentuk dengan baik. Di masjid pula ghairah Islam dan kesatuan jama’ah menjadi nyata.
Untuk merealisasikan fungsi dan peran masjid di era millenium ke-3 diperlukan lemabga-lembaga kemasjidan yang mampu mengadopsi organisasi dan manajement modern. Sehingga aktivitas yang diselenggarakan dapat memenuhi kebutuhan ummat Islam, berlangsung secara berdaya guna (efektif) dan berhasil guna (efisien). Kebutuhan akan lembaga kemasjidan yang profesional semakin tidak bisa di tawar mengingat kompleksitas kehidupan manusia akibat proses globalisasi, kemudahan informasi maupun kemajuan tekhnologi.[2]
Organisasi dan manajement merupakan karunia Allah juga yang diberikan kepada hamba-Nya yang mau memperhatikan Sunnatullah dan ciptaannya di alam raya ini. Tidak ada salahnya bila kita mau mengadopsi keilmuan tersebut asal tidak bertentangan dengan niali-nilai syari’at Islam. Organisasi dan manajement telah menjadi bagian yang menyatu dengan kehidupan modern. Dengan memanfaatkan seseorang atau lembaga, Insya Allah dapat bekerja mencapai tujuan secara efektif dan efisien, demikian pula dengan mengadopsinya dapat mengantisipasi perkembangan lembaga yang tumbuh semakin besar.
Manusia modern telah mengaplikasikannya dalam kegiatan-kegiatan yang baik yang bertujuan komersial maupun sosial dan nyata-nyata telah banyak memberi sumbangan bagi kemajuan lembaga mereka. Karena itu bila ummat Islam ingin maju, tidak tertinggal, maka harus megadopsi organisasi dan manajement tentunya dengan memberi nafas Islam, bahkan bila perlu menghadirkan manajement yang bercorak Islam. Pada dasarnya penerapan prinsip-prinsip organisasi dan manajement dalam lembaga kemasjidan adalah  untuk mempermudah usaha untuk mencapai tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar, sehingga organisasi tersebut dapat beraktivitas dengan lebih baik.[3]
Manajement
Organisasi dan manajement bagaikan tubuh dengan jiwa, keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena di dalam usaha pencapaian tujuan organisasi yang bersifat statis harus digerakkan oleh sesuatu yang dinamis yang disebut dengan manajement
a.      Pengertian Manajement
a)    Definisi manajemen secara etimologi (bahasa)
Manajemen di dalam bahasa inggris, berasal dari kata to manage dalam Webster New Coolegiete Dictionary. Kata manage dijelaskan berasal dari bahasa itali ”Managgio” dari kata ”managgiare” yang selanjutnya kata ini berasal dari bahasa latin Menus yang berarti tangan (hand).
Kata manage di dalam kamus tersebut diberi arti
· To Direct And Control (membimbing dan mengawasi)
· To Treat With Care (memperlakukan dengan seksama)
· To Carry On Business Or Affairs (mengurus perniagaan, atau urusan-urusan / persoalan-persoalan)
· To Achieve One’s Purpose (mencapai tujuan tertentu).
Manajemen dalam bahasa arab diartikan sebagai an-nizam atau at-tanzhim. Yang merupakan, suatu tempat untuk, menyimpan segala sesuatu, dan penempatan segala sesuatu pada tempatnya.
b)   Definisi manajemen secara terminologi (istilah)
Manajemen adalah upaya mengatur, dan mengarahkan berbagai sumber daya, mencakup manusia (man), uang (money), barang (material), mesin (machine), metode (methode) dan pasar (market).
· Menurut G.R Terry adalah manajemen adalah proses yang khas terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkandengan menggunakan tenaga dan sumber daya lainnya.
· Menurut Robert Kreitner manajemen adalah proses kerja dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang berubah. Proses ini berpusat pada penggunaan secara efektif dan efisien terhadap sumber daya yang terbatas.
· Menurut John. D Millet dalam buku Management in the public service manajemen adalah proses pembimbingan dan pemberian fasilitas terhadap pekerjaan orang-orang yang terorganisir dalam kelompok formil untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.
· Menurut James A. F. Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
· Manajemen juga dapat didefinisikan sebagai: bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepimpinan (leading) dan pengawasan (controlling).
· Manjemen juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik, dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.[4]
Sebagaimana organisasi, kepemimpinan, pengambilan keputusan dan hubungan antara manusia, managemet adalah merupakan bagian dari adminsitrasi, administrasi terdiri dari organisasi dan manajement, dan inti dari manajement adalah kepemimpinan (leader ship) dimana aktivitas pengambilan keputusan (decision making) dilakukan dengna memperhatikan hubungan antar manusia (human relation) adapun hubungan masing-masing dapat digambarkan sebagai berikut :

 Gambar : Hubungan Administrasi
Keterangan :
1.      Administrasi
2.      Organisasi
3.      Manajement
4.      Kepemimpinan
5.      Pengambilan keputusan
6.      Hubungan antar manusia[5]

Manajement sebagai aktivitas manusia sudah ada sejak lama atau dapat dikatakan bahwa semenjak suatu usaha dikerjakan oleh lebih dari satu orang, kita sudah dapati suatu macam manajement. Manajement tersebut sifatnya sangat sederhana dan bekerja menurut tradisi. Pada abad ke-20 F.W. Taylor dan H. Fayol mengembangkan manajement sebagai ilmu, sehingga mereka dikenal sebagai pelopor dalam ilmu manajement. Selanjutnya ilmu manajement maupun penerapannya semakin berkembang sampai sekarang.
b.      Dasar  dan tujuan manajement
Pada dasarnya penerapan prinsip-prinsip organisasi dan manajement dalam lembaga kemasjidan adalah untuk mempermudah usaha mencapai tujuan, sebagaimana yang telah diteta pkan dalam anggaran dasar, sehingga organisasi tersebut dapat beraktivitas dengan lebih baik. Dengan menerapkan prinsip-prinsip organisasi dan manajement modern Insya Allah lembaga kemasjidan akan memiliki beberapa keuntungan di antaranya :
§  Semua kegiatan dilakukan seara terencana dan direncanakan berdasarkan pertimbangan yang rasional serta dapat dipertanggung jawabkan
§  Kegaitan-kegiatan dilaksanakan secara terorganisir dengna menghindari terjadinya penyusunan yang tumpang tindih dalam kegiatan maupun personil.
§  Dalam pelaksanaannya lebih terkoordinasi dengan sistem kepemimpinan dan tanggung jawab yang lebih jelas.
§  Pelaksanaan kegiatan-kegiatan meupun hasilnya dapat lebih mudah diawasi dan diarahkan sesuai dengan tujuan penyelenggaranya.[6]
c.       Peran Manajement dalam Pencapaian tujuan
Untuk mencapai tujuan organisasi kepengurusan masjid sebagai segi yang statis harus digerakkan dengan proses yang dinamis dan khas yang disebut manajement. Manajement memiliki  peran agar proses pencapaian tujuan tersebut dapat berlangsung secara efektif (berdaya guna) dan efisien (berhasil guna) dengna menerapkan prinsip-prinsip manajement seperti planning, organizing, actuating, controlling, dan lain sebagainya, sehingga tujuan organisasi dapat diupayakan untuk dicapai dengan baik.[7]
Manajement memiliki peranan yang sangat menentukan ldalam menca pai tujuan yang telah direncanakan dengna memanfaaatkan sumber daya yang ada. Tanpa manajement yang abik usaha untuk menca pai tujuan organisasi akan lebih sulit dilakukan. Terca painya tujuan organisasi baik jangka pendek, jangkan menengah dan jangka panjang sangat dipengaruhi oleh manajement dan kemampuan dari pada pengurus sebagai manager yang mengelola masjid.
Masjid
a.      Pengertian Masjid
Dalam loka karya Idarah masjid yang diselenggarakan di Jakarta pada Tanggal 9 November 1974 telah merumuskan pengertian istilah Masjid sebagai berikut : “Masjid ialah tempat untuk beribadah kepada Allah semata dan sebagai pusat kebudayaan Islam” pengertian ini diambil dari tafsir Al-Manar juz 10:247.
Pengertian masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kebudayaan Islam telah memebri warna tersendiri bagi ummat Islam pada masa sekarang. Tidaklah menghrankan bila kita jumapi masjid yang telah dikelola dengna baik, terawat kebersihan, kesehatan dan kindahannya. Terorganisir dengan manajement yang baik serta memiliki tempat-tempat pelayanan masyarakat seperti: Poliklinik, perpustakaan, pendidikan, majlis taklim dan lain sebagainya.[8]
b.      Fungsi dan Peran Masjid
Masjid memiliki fungsi dan peran yang dominan dalam kehidupan ummat diantaranya :
1)   Tempat beribadah
Sesuai dengan namanya masjid adalah tempat sujud, maka fungsi utamanya adalah sebagai tempat ibadah sholat, makan ibadah dalam islam cukup luas yaitu menyangkut segala aktivitas kehidupan yang ditujukan untuk memperoleh ridha Allah, maka fungsi masjid di samping  sebagai tempat sholat juga sebagai tempat beribadah secara luas sesuai dengan ajaran Islam.
2)   Tempat menuntut ilmu
Masjid berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar, khususny ailmu agama yang merupakan fardhu ‘ain bagi ummat Islam. Di samping itu juga ilmu-ilmu lain, baik ilmu alam, sosial, keterampilan dan lain sebagainya.
3)   Tempat pembinaan jama’ah
Masjid berperan dalam mengkoordinir ummat isalm baik untuk sholat berjam’ah maupun aktivitas lainnya dalam rangka menyatukan potensi dan kepemimpinan ummat untuk kemudian dibina keimanan dan ketaaqwaannya, ukhuwah imaniah  (persaudaraan atas dasar iman) dan dakwah islamiyah, sehingga masjid menjadi basis ummat islam yang kokoh.
4)   Pusat dakwah dan kebudayaan
Masjid merupakan jantung kehidupoan ummat isalm yang selalu berdenyut untuk menyebarluaskan dakwah islamiyah dan budaya islami. Di masjid pula direncanakan diorganisir, dikaji, dilaksanakan, dan dikembangkan dakwah dan kebudayaan islam. Kerena itu masjid berperan sebagai sentral aktivitas dakwah dan kebudayaan.
5)   Pusat kaderisasi ummat
Sebagai tempat pembinaan jama’ah dan kepemimpinan ummat, masjid memerlukan aktivits yang berjuang menegakkan islam secara berkesinambungan “patah tumbuh silih berganti” karena itu pembinaan kader perlu dipersiapkan dan dipusatkan di masjid sejak mereka masih kecil sampai dewasa, diantaranya dengan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), organisasi Remaja dan lain sebagainya.
6)   Basis kebangkitan ummat islam
Ummat Islam berusaha untuk bangkit dan kebangkitan ini memerlukan peran masjid sebagai basis perjuangan, kebangkitan berawal dari masjid menuju masyarakat secara luas. Oleh karena itu upaya aktualisasi fungsi dan peran masjid pada abad ke-15 hijriah adalah sangat penting (urgent) dilakukan oleh ummat islam, back to basic. Back to masjid.
Dakwah yang baik adalah dakwah yang diselenggarakan secara terencana, terarah, terus menerus dan bijaksana sehingga dakwah yang telah terorganisir diharapkan daapt membuat masyarkaat menjadi sadar dan dapat merealisasikan dakwah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Karena tiu pada zaman modern ini perlu dialkukan oleh ummat isalm dengan terorganisasi dalam suatu organisasi dakwah yang solid.[9]
c.       Pengelolaan Manajement Masjid
Pengelolaan manajement masjid yang baik adalah pengelolaan dengan sistim terencana dan terorganisai. Oleh karena itu sebuah masjid yang baik harus memiliki hal-hal dibawah ini yaitu :
1)      Kepengurusan
Kepengurusan yang dimaksud adalah kepengurusan dalam bidang masing-masing seperti :
a.    Pengurusan bangunan masjid yang meliputi : pemeliharaan, rehabilitasi, kebersihan, pengadaan abngunan, masalah tempat wudhu’, WC, halaman, pertamanan, pemagaran dan lain-lain.
b.    Pembinaan organisasi dan administrasi meliputi masalah-masalah intern kepengurusan, personalia, saran, pencatatan, keuangan dan lain-lain.
c.    Pembinaan pendidikan, baik pendidikan sekolah, pendidikan luar sekolah, masalah remaja, dan lain-lain
d.   Pembinaan sosial seperti penerangan, kesehatan, ekonomi, pertanian, pembinaan perkawinan, masalah penyantunan jama’ah, zakat dan lain-lain.
Di samping itu susunan organisasi  pengurus masjid sedikitnya akan terdiri atas :
1.    Seorang ketua atau lebih
2.    Seorang wakil ketua atau lebih
3.    Seorang sekretaris umum atau lebih
4.    Seorang bendahara atau lebih
5.    Empat orang ketua biang atau lebih
6.    Empat orang wakil ketua bidang atau lebih
7.    Dan ditiap-tiap bidang mempuyai seksi-seksi.[10]
2)      Pembentukan lembaga
Pembentukan lembaga ini terdiri dari :
a.    Panitia musyawarah jama’ah
b.    Peserta musyawarah jama’ah 
c.   Peningkatan mutu dakwah islamiyah


[1] Siswanto, Panduan Pengelolaan Himpunan Jama’ah Masjid, (Jakarta : Pustaka Amanai, 2002), cet. Ke.1. hal. 268
[2] Ibid, hal. 296
[3] Ibid, hal. 271
[4] http://www.Manajemen Dakwah, oleh Adotyo, diakses tanggal, 17 Nopember 2009
[5] Siswanto, Panduan Pengelolaan Himpunan Jam’ah Masjid, (Jakarta: Pustaka Amani, 2002), cet. Ke-1, hal. 119
[6] Ibid, hal. 272
[7] Ibid, hal. 121
[8] Ibid, hal. 7
[9] Ibid, hal. 9
[10] Departemen Agama RI, Pedoman Pembinaan Masjid, (Jakarta : Dirjen Bimas Islam, 1980), cet. Ke.1. hal. 37

No comments:

Post a Comment